Ia justru mengajak mereka untuk “turun gunung” dan melanjutkan perjalanan ke Yerusalem, tempat di mana Ia akan mengalami penderitaan, kematian, dan Kebangkitan.
SALSA (SApaan Lembut Sabda Allah)
Minggu, 16 Maret 2025
Bac.
I: Kej. 15:5-12.17-18
Mzm
Tanggapan: “Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku”
Bac.
II: Flp 3:20-4:1
Injil: Luk. 9: 28b-36
Sapaan
lembut Sabda Allah hari Minggu Prapaskah II ini mengundang kita untuk memaknai
perjalanan spiritual di masa Prapaskah ini. Injil Minggu ini berkisah tentang
pengalaman transfigurasi Yesus di atas gunung Tabor, di mana Yesus berubah rupa
dan menampakan kemulian-Nya. Dalam pengalaman mistik ini, Yesus mau menampilkan
kepada Para Murid-Nya tentang makna dan maksud perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Pengalaman
sukacita Tabor menyenangkan dan menentramkan hati para murid-Nya: “Tuhan,
betapa bahagianya kami berada di tempat ini, baiklah kami mendirikan tiga
tenda: satu untuk Engkau, satu untuk Elia dan satu untuk Musa”. Namun, Yesus
tidak menuruti permintaan murid-Nya, Ia justru mengajak mereka untuk “turun
gunung” dan melanjutkan perjalanan ke Yerusalem, tempat di mana Ia akan
mengalami penderitaan, kematian, dan Kebangkitan.
Beberapa
pesan inspiratif dari Sapaan lembut Sabda Allah hari Minggu ini:
Pertama, kita patut bersyukur karena ada banyak momen dalam hidup di mana kita
mengalami “sukacita Tabor”: merasa damai, bahagia, gembira dan dikasihi. Secara
spiritual kita merasa Tuhan sangat dekat dengan kita. Bahkan, sama seperti Para
Murid Yesus, kita meminta agar tinggal terus dalam sukacita itu.
Kedua, namun Tuhan juga meminta kita untuk “turun gunung”, berjalan bersama
Yesus dalam jalan salib-nya. Pengalaman Tabor-sukacita dalam hidup hendaknya
menguatkan kita untuk bisa menempuh dan mendaki “gunung kalvari”, melewati
pergumulan dan tantangan hidup kita.
Ketiga, masa Prapaskah adalah momen bagi kita untuk “turun dari Tabor”, berjalan
dan menderita bersama Yesus di jalan salib-Nya, menuju gunung Kalvari. Kita
harus berani keluar dari kenyamanan hidup dan belajar untuk menderita dan
berkorban bagi sesama.
Semoga
Rahmat Tuhan memampukan kita untuk menemukan kehadiran Tuhan baik dalam situasi
menyenangkan (konsolasi) maupun dalam situasi sulit (desolasi) kehidupan kita, Amin.
(John,cmf)